Senin, 03 Desember 2007

SEKILAS TENTANG DEBAT



Ketentuan-ketentuan berdebat dalam kejuaraan debat SMA tingkat dunia, World Schools Debating Championship (WSDC) merupakan perpaduan yang unik berbagai ketentuan debat yang berasal dari seluruh dunia
Terdapat dua tim dalam setiap debat. Setiap tim terdiri dari tiga pedebat dimana masing‑masing mendapatkan satu kali kesempatan berbicara. Setelah semua pembicara telah berbicara, setiap tim memiliki kesempatan untuk memberikan rangkuman kesimpulan, yang dapat disampaikan oleh pembicara pertama atau pembicara kedua dari setiap tim. Waktu untuk rangkuman kesimpulan ini adalah setengah dari waktu yang diberikan untuk pembicaraan utama (penyampaian argumentasi). Selama pembicaraan utama, tim lawan dapat memberikan interupsi. Tetapi, interupsi tidak dapat diberikan selama penyampaian rangkuman dan kesimpulan.
Mosi‑mosi yang diperdebatkan adalah topik umum yang sering dibicarakan, bukan mengenai sebuah program atau usulan khusus. Oleh karena itu, tim pemerintah harus memberikan argumentasi yang mendukung legalisasi aborsi (contoh) sebagai sebuah prinsip : mereka tidak harus memberikan usulan aturan khusus mengenai pelaksanaan peraturan mengenai aborsi kecuali, apabila mosi didefinisikan dan dibuktikan dengan cara menunjukkan bahwa membuat peraturan tentang aborsi adalah sesuatu yang bersifat praktis / non‑prinsip. Penekanannya berada pada prinsip mengapa aborsi harus diperbolehkan secara legal, bukan pada hal‑hal khusus mengenai pelaksanaannya.
Debat berlangsung antar tim, bukan antar individu. Setiap anggota tim memiliki peranan khusus dalam mempresentasikan kasus timnya dan menyerang kasus lawan serta membela tim terhadap serangan. Selama debat berlangsung, alokasi waktu seharusnya lebih banyak diberikan untuk menanggapi permasalahan yang muncul, dan lebih sedikit waktu dialokasikan untuk mengajukan permasalahan / argumetasi baru.
Tiap‑tiap tim harus meyakinkan hadirin bahwa argumentasi mereka adalah yang terbaik. Untuk melakukan hal tersebut, para pembicara harus dapat memberikan argumentasi yang.logis, yang disampaikan dengan cara. berbicara yang menarik dan meyakinkan, dengan penyusunan dan pemberian prioritas yang cermat untuk argumentasi‑argumentasi mereka. Ketiga aspek debat ini harus diberikan penekanan. Kompetisi ini tidak menganjurkan adanya argumentasi murni atau retorika murni saja, tetapi paduan yang efektif dari keduanya.
High School Debating Camp merupakan kompetisi nasional yang diadakan untuk memilih perwakilan bangsa di keJuaraan debat tingkat dunia. Topik yang akan diperdebatkan. harus memiliki perspektif internasional dan contoh‑contoh yang diberikan harus memiliki keterkaitan dengan komunitas dunia. Bahasa Inggris yang merupakan bahasa pengantar, meskipun bukan merupakan tolak ukur keunggulan suatu tim, harus menjadi unsur penting dalam penilaian keseluruhan.
Meskipun setiap tim memiliki keinginan untuk memenangkan kompetisi sebagai suatu. tolak ukur bagi sebuah kesuksesan, harus disadari bahwa sebenarnya keikutsertaan tiap‑tiap tim itu sendiri merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi semuanya. Kesuksesan dalam kompetisi, selain dapat dinilai dari posisi atau kernenangan, juga dapat dilihat dari lahirnya ide‑ide baru dan pengemban kemampuan individu selama kompetisi berlangsung. Sebelum pembahasan hal‑hal yang lebih khusus, pcrlu disadari adanya tiga prinsip dasar dalam kompetisi ini, yaitu:
1. Sebuah argumentasi yang baik adalah argumentasi yang baik, tidak tergantung pada darimana suatu tim berasal.
2. Setiap orang kecuali anda, memiliki gaya berbicara yang aneh.
3. Hanya karena tim dari daerah asal anda tidak akan melakukannya, tidak berarti hal tersebut salah.
Prinsip yang pertama menyatakan bahwa logika bersifat universal, tidak ada seorang atau suatu kelompok pun memiliki monopoli terhadap hal tersebut. Dengan kata lain, jangan memberikan penilaian berdasarkan asal daerah atau latar belakang suatu tim. Dalam berbagai kompetisi, tim‑tim dari daerah di luar pulau Jawa telah mengalahkan tim‑tim dari pulau Jawa dan tim yang baru pertama kalinya mengikuti kompetisi debat seperti ini mampu mengalahkan tim‑tim yang telah lebih berpengalaman.
Prinsip yang kedua menyatakan bahwa para juri harus siap menerima perbedaan­ perbedaan yang akan muncul, gaya berbicara, aksen, istilah, dan bahkan contoh yang diberikan untuk memberi gambaran bagi suatu argumentasi. Pengalaman pertama dalam kompetisi debat dapat menjadi suatu kejutan yang tidak menyenangkan.
Prinsip ketiga menyatakan bahwa tidak semua hal yang biasa kita lakukan merupakan hal yang penting untuk berdebat dengan baik. Setiap orang memiliki gaya berdebat yang berbeda. Oleh karena itu, tinggalkanlah pakem‑pakem yang anda miliki selama ini dan berkonsentrasilah kepada esensi utama dari debat yang baik.

Penilaian
Dalam pertemuan World Council (Institusi Debat Intemasional) di tahun 1993, ditentukanlah sebuah standar penilaian. Penilaian diberikan kepada setiap pembicara seperti berikut:

Content 40
Style 40
Strategy 20
TOTAL 100

Tidak ada komentar: